Mengenal Multiple intelligences Pada Anak

Mengenal Multiple intelligences Pada Anak

Teori multiple intelligences ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor Pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Ia mulai menuliskan gagasannya tentang kecerdasan ganda dalam bukunya Frames of Minds pada tahun 1983. Pada tahun 1993 ia
mempublikasikan bukunya berjudul Multiple Intelligences, setelah melakukan banyak penelitian tentang implikasi teori inteligensi ganda di dunia pendidikan.
Kecerdasan pada anak

Kecerdasan, menurut paradigma multiple intelligences (Gardner, 1993), dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang mempunyai tiga komponen utama, yakni:
1. kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-
hari;
2. kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapi
untuk diselesaikan;
3. kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang
akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.

Temuan kecerdasan menurut paradigma multiple intelligences,telah
mengalami perkembangan sejak pertama kali ditemukan. Pada bukunya
Frame of The Mind (1983) Howard Gardner pada awalnya menemukan tujuh
kecerdasan. Setelah itu, berdasarkan kriteria kecerdasan di atas, Gardner
menemukan kecerdasan yang ke-8, yakni naturalis. Dan terakhir Howard Gardner memunculkan adanya kecerdasan yang ke-9, yaitu kecerdasan
eksistensial.

Dalam diri anak terdapat berbagai potensi atau kecerdasan
majemuk. Menurut Gardner setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan
kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang berbeda.

a. Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan berpikir
melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai
arti yang kompleks (penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, orator, penyiar
adalah orang-orang yang memiliki inteligensi linguistik yang tinggi.
b. Kecerdasan matematika – logis (logical-mathematical intelligence),
kecakapan untuk menyelesaikan operasi matematika (para ilmuwan, ahli
matematis, akuntan, insinyur, pemrogram komputer).
c. Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence), kecakapan berpikir
dalam ruang tiga dimensi (pilot, nakhoda, astronot, pelukis, arsitek, dll)
Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence).
Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik
(olahragawan, penari, pencipta tari, perajin profesional, dokter bedah).
e. Kecerdasan musik (musical intelligence). Kecakapan untuk menghasilkan
dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga
nada, (komposer, musisi, kritikus musik, penyanyi, pengamat musik).
f. Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence). Kecakapan
memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif
(guru, konselor, pekerja sosial, aktor, pimpinan masyarakat, politikus)
g. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecakapan mengenali
dan memahami diri serta menata diri sendiri secara efektif (agamawan,
psikolog, psikiater, filsuf).
h. Kecerdasan naturalis adalah kecakapan manusia untuk mengenali tanaman,
hewan dan bagian lain dari alam semesta (petani, ahli botani, arkeolog,
antropolog, ahli ekologi, ahli tanah,atau pecinta lingkungan).

Setiap kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki indikator tertentu.
Kecerdasan majemuk anak diidentifikasi melalui observasi terhadap
perilaku, tindakan, kecenderungan bertindak, kepekaan anak terhadap
sesuatu, kemampuan yang menonjol, reaksi spontan, sikap, dan kesenangan.